Palapa adalah nama yang diambil dari ?Sumpah Palapa,? yang dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada Tahun 1334. Berawal dari sejarah tersebut, Palapa saat ini digunakan sebagai nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia.

 

Satelit palapa hadir karena ide dan gagasan Presiden RI ke-2 H.M. Soeharto, yang saat itu sedang memikirkan bagaimana menyambungkan komunikasi di seluruh wilayah nusantara yang begitu luas dan terpisah jarak begitu jauh dari Sabang sampai Merauke. Hal tersebut berdasarkan buku karya G. Dwipayana dan Ramadhan K.H. berjudul ?Soeharto Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya? (1989), yang mengatakan Indonesia membutuhkan sistem komunikasi satelit domestik untuk memperlancar komunikasi dengan semua wilayah Indonesia yang berpulau-pulau. Nama ?Palapa? muncul kala Soeharto mengingat sejarah Gajah Mada, Patih Amengkubumi Kerajaan Majapahit, yang telah mengeluarkan Amukti Palapa (Sumpah Palapa) untuk menyatukan semua kerajaan diseluruh nusantara pada 1336 Masehi. ?Karena itulah sistem satelit domestik kita diberi nama Palapa sebagai lambang terjelmanya sumpah Gajah Mada untuk mempersatukan Nusantara,? kata Soeharto dalam buku tersebut.

 

Kecepatan komunikasi ini sangat diperlukan demi mempercepat pembangunan Indonesia setelah masa orde lama, karena tanpa komunikasi yang cepat impian negara Indonesia untuk maju sejajar dengan bangsa lainnya akan menjadi tantangan yang cukup berat. Selanjutnya untuk merealisasikan ide tersebut Soeharto menugaskan Mayjen TNI Soehardjono (Dirjen Pos dan Telekomunikasi) serta Ir. Sutanggar Tengker Yahya (Direktur Telekomunikasi di Ditjen Pos dan Telekomunikasi yang juga mantan Dirut PN Telekomunikasi Indonesia) sebagai penanggung jawab untuk merealisasikan ide tersebut.

 

Indonesia saat itu menghadapi dua persoalan besar untuk merealisasikan satelit Palapa, yang pertama, tidak menguasai teknologi satelit hanya paham fungsi dan kegunaannya. Kedua, pembiayaan, karena satelit adalah barang yang sangat mahal untuk negara Indonesia yang saat itu masih menuju negara berkembang.

 

Satelit pertama Indonesia Palapa A diketahui memiliki spesifikasi yang mirip dengan satelit domestik yang digunakan Kanada dan Amerika Serikat karena dibuat oleh perusahaan yang sama Hughes Aircraft Company dengan model HS-333. Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas setara 6.000 sirkuit suara atau 12 saluran televisi warna, memiliki masa aktif hingga 7 tahun dengan tinggi satelit 3.41 meter, diameter 1.9 meter dan berat saat peluncuran sebesar 574 kg. Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan ditinggal di atas Samudera Hindia pada 83 BT.

 

Satelit Palapa A dikendalikan dan dioperasikan sepenuhnya oleh PERUMTEL (sekarang TELKOM) dengan area coverage satelit Palapa meliputi Indonesia dan Asia Tenggara yang meliputi Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Transponder Satelit Palapa dialokasikan untuk sistem komunikasi yang digunakan oleh PERUMTEL, siaran TVRI dan juga Kementrian Pertahanan dan Keamanan. Negara ASEAN juga memanfaatkan transponder satelit Palapa A yaitu Filipina, Thailand dan Malaysia.

 

Atas peluncuran satelit Palapa ini, Indonesia diketahui merupakan negara pertama di Asia dan negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan Satelit GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.

 

Palapa A1 menjadi SKSD pertama di Indonesia yang memberikan layanan telepon dan faksimili antar kota di Indonesia. Lalu, SKSD juga berkembang menjadi infrastruktur utama pendistribusian program televisi nasional. Palapa A1 menjadi tonggak sejarah satelit di Indonesia yang kemudian diikuti dengan satelit-satelit berikutnya seperti Telkom, Cakrawarta, Indostar, Garuda dan PSN. Di Indonesia sendiri setidaknya tercatat ada lima operator satelit nasional yang memiliki dan mengelola satelitnya sendiri, antara lain: TELKOM, INDOSAT, PSN, MNC dan BRI.

 

Peluncuran satelit perdana Palapa milik Indonesia itu menjadi tonggak kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia. Hingga pada akhirnya, setiap tanggal 9 Juli diperingati sebagai Hari Satelit Palapa.

 

Ada sembilan Jenis Satelit Palapa di Indonesia. Berawal dari penentuan Hari Satelit Palapa, yang menjadi satelit pertama Indonesia, kini ada sembilan jenis satelit yang ada di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, satelit Palapa pun mengalami regenerasi dan perkembangan, berikut Ini daftarnya:

 

1. Satelit Palapa A-1 (1976-1983)

Satelit perdana milik Indonesia ini memang didesain untuk mengoptimalkan pancaran sinyal ke seluruh Nusantara, bahkan hingga ke negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Satelit ini di bawah pengawasan Perumtel yang sekarang berganti nama menjadi ?Telkom? untuk sistem komunikasi, siaran TVRI dan Kemenhankam. Satelit Palapa memiliki berat 574 kg, tinggi 3,7 meter, diameter 1,9 meter, dan antena berdiameter 1,5 meter.

 

2. Satelit Palapa A-2 (1977-1987)

Proyek satelit kedua dibuat sebagai cadangan jika satelit A-1 mengalami kegagalan. Satelit A-2 diluncurkan pada Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dengan harapan bisa menjaga stabilnya layanan komunikasi di Indonesia.

 

3. Satelit Palapa B-1 (1983-1990)

Pada 18 Juni 1983, pemerintah kembali meluncurkan Satelit Palapa B-1 melalui pesawat STS misi ke 7 Challenger. Sama seperti satelit seri A, satelit B-1 ini Dibuat oleh perusahaan Hughes Aicraft Company. Satelit ini dioperasikan oleh stasiun pengendali di Elsegundo California, yaitu Pusat Pengendali Operasi dan SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura City. Kala itu, satelit ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan negara-negara di ASEAN.

 

4. Satelit Palapa B-2 (1984-gagal)

Pada 3 Februari 1984, satelit Palapa B-2, yang merupakan plan B dari Satelit Palapa B-1, diluncurkan tapi mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan motor perigee tidak dapat berfungsi maksimal.

Karena kegagalan tersebut, pemerintah kembali membuat proyek satelit Palapa B-2 Pengganti atau disingkat B2P, untuk menggantikan Satelit Palapa A-1 dan Satelit Palapa A-2 yang sudah habis masa pakainya.

 

5. Satelit Palapa B2P (1987-1996)

Satelit Palapa B2P diluncurkan secara konvensional melalui sistem roket pada 20 Maret 1987. Sebenarnya peluncuran roket dijadwalkan pada 1986, tapi ditunda hingga 1987 imbas kecelakaan pesawat Challenger yang meledak di udara serta menewaskan kru pesawat.

 

6. Satelit Palapa B2R (1990-2000)

Satelit Palapa B2 diperbaiki oleh Sattel Technologies pada 13 April 1990. Satelit ini kemudian diluncurkan melalui Delta 6925 dan dinamakan Satelit Palapa B2R.

 

7. Satelit Palapa B4 (1992-2005)

Pada 14 Mei 1992, satelit domestik bernama Palapa B4 diluncurkan. Peluncuran berlangsung selama empat hari dengan menguji peralatan dan komunikasi untuk mengecek fungsi transponder dan pengaruhnya setelah diluncurkan.

 

8. Satelit Palapa C1 (1996-1999) dan Satelit Palapa C2 (1996-2011)

Berbeda dengan Satelit Palapa A dan B, satelit ini mampu menjangkau area yang lebih luas, seperti Asia Tenggara, sebagian China, India, Jepang, dan Australia. Satelit Palapa C ini dioperasikan pula oleh perusahaan dalam negeri, Satelindo, yang kini bernama Indosat.

 

9. Satelit Palapa D (2009-2024)

 

Satelit Palapa D dibuat oleh Thales Alenia Space di Prancis. Dengan komponen platform SpaceBus 4000-B3, satelit ini mampu mencakup Asia, Asia Tenggara, dan seluruh Indonesia.

sumber : https://unida.ac.id/artikel/sejarah-dan-pentingnya-satelit-palapa (Humas UNIDA)